Senin, 17 September 2012

Kekerasan pada anak-Child Bullying




Tahun 2007 masyarakat Indonesia dikejutkan dengan adanya kasus seorang anak kecil, Raju yang berasal dari Langkat, Sumatera, yang menjadi berita karena dihukum di pengadilan untuk kasus intimidasi yang dilakukannya terhadap bocah sebayanya. Selain itu, banyak kasus bunuh diri yang dilakukan anak tingkat Sekolah Dasar ataupun Sekolah Menengah Pertama yang biasanya dilatarbelakangi oleh tidak adanya dana untuk membayar uang SPP. Dan masalah ini dianggap sebagai dampak dari permasalahan ekonomi yang melanda negara kita. Alhasil, penyelesaian dari masalah ini adalah memberikan subsidi dalam hal pendanaan pendidikan. Namun, benarkah ekonomi adalah latar belakang timbulnya permasalahan pada anak-anak kita sehingga memicu terjadinya tindakan bunuh diri bahkan membunuh teman sebaya? Kasus penggencetan dengan kekerasan tidak hanya pada anak tetapi juga pada orang dewasa. Kasus kekerasan pada institut pendidikan yang seharusnya menghasilkan pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab juga terjadi. Karena itu penting diketahui mengenai masalah ini dari masa kanak-kanak agar tidak berlanjut.

Sebagai orang yang bertanggung jawab mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak, orang tua dan orang dewasa yang berada sekitar anak-anak ada baiknya mengetahui perubahan apa yang terjadi pada sikap dan perilaku anak sehingga bisa mewaspadai apa yang sedang terjadi pada psikis anak-anak kita. Child Bullying lebih sering timbul pada keadaan dimana terjadi hubungan sosial, misalnya di sekolah dan di tempat-tempat pergaulan anak-anak.
Banyak hal yang perlu diwaspadai, mulai dari apakah anak-anak kita telah memilih teman yang benar? apakah anak diterima dalam lingkungan sosial tempat dia bersekolah? apakah ada kekurangan yang dimiliki oleh anak yang potensial untuk dijadikan korban Bullying? bagaimana kita sebagai orang tua dapat mengetahui anak kita menjadi korban atau bahkan orang pelaku tindakan bullying? Apa yang harus dilakukan sebagai orang tua? Semua tanda tanya diatas akan dijawab melalui highlights edisi ini, yang akan sedikit banyak membuka wawasan kita tentang tindak kekerasan ini atau yang lebih sering kita dengar dengan Child Bullying.

Istilah Bullying atau penggencetan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku agresif yang melibatkan ketidakseimbangan antara tenaga dan kekuatan. Istilah ini belum tersosialisasi dengan baik. Tidak semua masyarakat yang tahu dan mengerti tentang istilah ini. Untuk masalah penggencetan sendiri dianggap sebagai hal biasa yang dilakukan oleh anak-anak, karena itu merupakan salah satu bagian dalam pergaulan mereka. Dikatakan bahwa bullying merupakan konflik antara anak-anak, merupakan persoalan yang terjadi pada usia anak-anak kecil, merupakan masalah sosial yang sudah menjadi santapan berita-berita yang kita dengar tiap-tiap hari. Dan masih banyak lagi berbagai pemikirian tentang bullying. Untuk mengetahui kekeliruan pemikiran tersebut, dalam artikel Mitos Kelirumologi Bullying akan di ungkap secara terbuka.

Apa yang dimaksud dengan bullying? Secara definisi, bullying merupakan suatu tindakan agresi yang dilakukan dengan menggunakan agresi yang bertujuan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun mental. Beberapa terminologi/istilah lain yang biasanya digunakan adalah Penindasan atau Penggencetan. Tindakan ini tidak hanya mempengaruhi si pelaku dan korban, namun juga dapat mengakibatkan stress pada korban. Menariknya, frekuensi kejadian ini sangat tinggi pada lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Bentuk dari tindakan ini tidak hanya secara langsung secara verbal ataupun fisik, namun dapat berupan bentuk tidak langsung melalui penggunaan media seperti SMS, email, telepon dan berbagai cara lainnya. Apa saja latar belakang timbulnya tindakan penindasan ini? Anak-anak dengan keadaan apakah yang potensial untuk di gencet? Apakah anak-anak kita adalah korban dari tindakan penggencatan, bagaiman mengetahui hal tersebut? Apakah akibat yang ditimbulkan dari penggencetan ini? Untuk mengetahui seluruh jawaban atas pertanyaan diatas, akan dipaparkan secara lengkap dalam artikel Child Bullying.

Anak seringkali tidak menceriterakan pada orang tua mereka bahwa mereka mengalami penggencetan, karena perasaan malu yang dimiliki, risih, takut terhadap ancaman anak yang melakukan penggencetan. Butuh suatu keberanian yang besar bagi seornag anak untuk menceriterakan apa yang dialami olehnya. Sebagai orang tua, akan sangat penting untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan sikap anak. Dan jangan takut untuk mencurigai bahwa salah satu penyebab perubahan sikap ini dikarenakan oleh tindakan penggencatan yang dialami. Apakah yang harus dilakukan bila anak anda digencet? Dukungan dari orang tua secara objektif sangat diperlukan dalam penanganan masalah ini. Jika tindakan tersebut terjadi dalam lingkungan sekolah, alangkah baik jika orang tua dengan bijak membicarakan masalah ini dengan pihak sekolah secara dua arah. Bagaimana peran orang tua dalam menyikapi permasalah ini akan di kupas dalam artikel Child Bullying-Peranan Orang Tua

Kenapa perilaku ini begitu penting? Apa yang akan diakibatkan oleh perilaku ini sehingga setiap orang tua diajak untuk membuka mata mereka agar mengenali apakah anak kita adalah pelaku atau korban dari tindakan ini? Dalam artikel Listen to them; Bullies and Victims ini, akan di berikan beberapa kejadian atau kasus dan testimoni dari anak-anak yang menjadi pelaku dan korban dari tindakan ini.

Menjadi kanak-kanak adalah masa yang menyenangkan..saat bermain, belajar dan mengeksplorasi dunia..
menjadi dewasa adalah masa yang menyenangkan,.bertanggungjawab, menentukan pilihan hidup..
Menjadi orang tua adalah menyenangkan..berbagi, melindungi,membimbing..
Persamaan semuanya adalah apapun masa hidup kita, kita terus belajar,.belajar untuk mengenali dunia, belajar untuk mengenali lingkungan, belajar untuk menghadapi tantangan..

Ketakutan muncul karena ketidaktahuan..
ketidaktahuan sirna dengan pengetahuan..
pengetahuan datang dengan pelajaran..
Mari kita terus belajar..

Oleh : dr Olien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar